Categories: Kemanusiaan

Sejarah Gerakan Kemanusiaan di Indonesia: Perkembangan dan Tantangan Sejak Awal Abad ke-20

Gerakan kemanusiaan di Indonesia memiliki sejarah yang kaya dan beragam, berakar dari berbagai tantangan sosial dan politik yang dihadapi bangsa ini. Sejarah ini mencerminkan perjuangan masyarakat untuk mencapai keadilan sosial dan mendukung mereka yang terpinggirkan. Sejak masa kolonial, upaya untuk memperbaiki kondisi hidup masyarakat telah menjadi bagian integral dari identitas nasional.

Di era modern, gerakan kemanusiaan semakin berkembang dengan dukungan organisasi non-pemerintah dan komunitas lokal. Mereka berperan aktif dalam memberikan bantuan kepada korban bencana, mempromosikan hak asasi manusia, dan mendukung pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa semangat solidaritas dan kepedulian sosial tetap menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Indonesia.

Melalui berbagai lensa sejarah, pembaca akan menemukan bagaimana gerakan ini beradaptasi dan bertransformasi seiring dengan perubahan zaman. Menggali lebih dalam tentang perjalanan ini tidak hanya memberikan wawasan tentang masa lalu, tetapi juga dapat memberikan inspirasi bagi generasi mendatang dalam memperjuangkan kemanusiaan di Indonesia.

Pengertian Gerakan Kemanusiaan di Indonesia

Gerakan kemanusiaan di Indonesia memiliki banyak aspek yang mencakup definisi, ciri-ciri, serta tujuan dan nilai-nilai yang mendasarinya. Dengan pemahaman yang jelas, dapat dilihat betapa pentingnya gerakan ini bagi masyarakat.

Definisi dan Konsep Gerakan Kemanusiaan

Gerakan kemanusiaan di Indonesia merujuk pada upaya kolektif individu atau kelompok yang bertujuan untuk membantu sesama dalam situasi krisis atau kesulitan. Ini termasuk bantuan bencana alam, dukungan kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat. Konsep dasar gerakan ini berfokus pada misi untuk melindungi martabat manusia dan memenuhi kebutuhan dasar.

Secara luas, gerakan ini meliputi organisasi non-pemerintah, komunitas lokal, dan inisiatif individu. Penggunaan istilah “kemanusiaan” menunjukkan nilai-nilai empati dan solidaritas yang sangat diperlukan dalam masyarakat.

Ciri-ciri Gerakan Kemanusiaan

Ciri-ciri gerakan kemanusiaan di Indonesia dapat dikenali melalui berbagai aspek. Pertama, gerakan ini bersifat sukarela dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Melalui kontribusi waktu, tenaga, dan sumber daya, individu dan kelompok berupaya memberikan bantuan tanpa mengharapkan imbalan.

Kedua, gerakan ini mampu beradaptasi dengan kebutuhan yang beragam. Mulai dari memberikan bantuan pangan, medis, hingga pendidikan, gerakan kemanusiaan fleksibel dalam menghadapi berbagai tantangan. Selain itu, keterlibatan lintas sektor antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil juga menjadi ciri khas yang penting dalam gerakan ini.

Tujuan dan Nilai-Nilai Dasar

Tujuan utama gerakan kemanusiaan adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Ini dapat dicapai melalui bantuan langsung serta program-program pemberdayaan yang berkelanjutan.

Nilai-nilai dasar yang mendasari gerakan ini meliputi solidaritas, keadilan sosial, dan kemanusiaan. Prinsip-prinsip ini memastikan bahwa setiap individu mendapatkan perlakuan yang adil dan setara, serta mendukung pembangunan yang inklusif. Dengan tujuan dan nilai-nilai ini, gerakan kemanusiaan berfungsi sebagai pilar penting dalam membangun masyarakat yang lebih baik di Indonesia.

Akar Sejarah Gerakan Kemanusiaan di Indonesia

Gerakan kemanusiaan di Indonesia memiliki akar yang kuat, melibatkan tradisi lokal serta pengaruh kolonial. Perkembangan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk nilai-nilai kearifan lokal dan kehadiran tokoh-tokoh yang berperan penting dalam mempromosikan kegiatan kemanusiaan.

Pengaruh Tradisi Lokal dan Kearifan Nusantara

Tradisi lokal di Indonesia telah lama mengakar dalam budaya masyarakat. Nilai-nilai kemanusiaan seperti gotong royong dan solidaritas sangat mendominasi interaksi sosial.

Melalui konsep “silaturahmi,” masyarakat mengembangkan rasa saling menghormati dan membantu satu sama lain. Hal ini juga terlihat dalam berbagai kegiatan sosial yang diadakan oleh komunitas lokal, seperti penggalangan dana untuk korban bencana.

Kearifan lokal ini menciptakan lingkungan yang mendukung gerakan kemanusiaan, menghasilkan rasa kepedulian yang mendalam terhadap sesama. Penghormatan terhadap adat istiadat dan budaya lokal memperkuat identitas dalam gerakan ini.

Peran Kolonialisme dalam Awal Gerakan

Kolonialisme di Indonesia memperkenalkan berbagai perubahan sosial yang mempengaruhi gerakan kemanusiaan. Keberadaan pemerintah kolonial dan struktur sosial yang berubah menciptakan tantangan baru bagi masyarakat.

Kolonialisme sering kali memicu kesadaran masyarakat akan ketidakadilan, memicu reaksi terhadap eksploitasi dan penindasan. Hal ini mendorong lahirnya organisasi-organisasi sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tokoh-tokoh lokal mulai muncul, merespons masalah sosial yang dihadapi akibat kolonialisme. Upaya ini memberi pondasi bagi gerakan kemanusiaan yang lebih terorganisir di masa mendatang.

Kontribusi Tokoh Perintis

Tokoh perintis memiliki peran sentral dalam pengembangan gerakan kemanusiaan di Indonesia. Mereka tidak hanya menginspirasi melalui tindakan, tetapi juga melalui tulisan dan pemikiran mereka.

Beberapa tokoh penting, seperti Ki Hajar Dewantara dan Soekarno, memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat. Melalui pendidikan dan advokasi, mereka memperjuangkan isu-isu kemanusiaan dan sosial yang relevan.

Mereka membentuk organisasi yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat dan penguatan kapasitas sosial. Kontribusi mereka menjadi dasar bagi gerakan kemanusiaan yang lebih sistematis di Indonesia.

Perkembangan Gerakan Kemanusiaan pada Masa Kemerdekaan

Masa kemerdekaan Indonesia merupakan periode penting bagi perkembangan gerakan kemanusiaan. Berbagai langkah diambil untuk memperkuat solidaritas dan membantu sesama, yang dipengaruhi oleh semangat nasionalisme dan keinginan untuk memajukan masyarakat.

Gerakan Kemanusiaan di Masa Pergerakan Nasional

Pada masa pergerakan nasional, banyak organisasi lahir sebagai respons terhadap kondisi sosial dan politik saat itu. Organisasi ini, seperti Budi Utomo dan Sarekat Islam, berfokus pada pemberdayaan masyarakat dan menanggulangi kemiskinan.

Kegiatan mereka meliputi penyuluhan kesehatan, pendidikan, dan bantuan sosial. Aktivitas-aktivitas ini menjadi cikal bakal gerakan kemanusiaan yang lebih terstruktur pasca-kemerdekaan.

Dampak Proklamasi terhadap Upaya Kemanusiaan

Proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 memberikan dorongan besar terhadap gerakan kemanusiaan. Dengan merdeka, Indonesia memiliki peluang untuk mengorganisir bantuan lebih resmi dan terarah.

Pemerintahan yang baru dibentuk mendorong inisiatif kemanusiaan untuk mendukung warga yang terkena dampak perang dan penjajahan. Ditandai dengan munculnya organisasi kemanusiaan yang lebih formal, seperti PMI, yang didirikan untuk menangani masalah kesehatan dan darurat.

Pembentukan Organisasi Kemanusiaan Awal

Setelah proklamasi, berbagai organisasi kemanusiaan mulai dibentuk untuk mengatasi kebutuhan mendesak publik. Salah satu yang paling signifikan adalah Palang Merah Indonesia (PMI), yang didirikan pada tahun 1945.

Organisasi ini berperan dalam memberikan bantuan medis dan dukungan sosial bagi korban perang. Selain PMI, muncul pula LSM yang berfokus pada kemajuan pendidikan dan kesehatan masyarakat, membantu memfasilitasi pertumbuhan gerakan kemanusiaan di Indonesia.

Peran Organisasi Kemanusiaan di Indonesia

Organisasi kemanusiaan di Indonesia memainkan peran penting dalam membantu masyarakat, terutama dalam situasi darurat. Mereka menyediakan bantuan, dukungan, dan advokasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Beberapa organisasi utama meliputi Palang Merah Indonesia, lembaga swadaya masyarakat, organisasi keagamaan, dan peran pemerintah beserta badan internasional.

Palang Merah Indonesia (PMI)

Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan organisasi nirlaba yang fokus pada penyelamatan hidup dan bantuan pada situasi darurat. PMI berperan dalam memberikan bantuan medis, serta memfasilitasi program donor darah yang sangat penting bagi kesehatan masyarakat.

Organisasi ini juga terlibat dalam manajemen bencana. Saat terjadi bencana alam, PMI mobilisasi relawan untuk memberikan pertolongan cepat dan membangun posko kesehatan. Kegiatan pelatihan untuk masyarakat dalam pertolongan pertama juga menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan kesadaran akan tindakan darurat.

Lembaga Swadaya Masyarakat

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Indonesia berperan dalam berbagai bidang kemanusiaan, seperti pendidikan, kesehatan, dan perlindungan hak asasi manusia. LSM seringkali mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh pemerintah dalam hal pelayanan dasar.

Beberapa LSM juga menjalankan proyek pertanian, lingkungan, dan peningkatan ekonomi. Mereka mengedukasi masyarakat melalui program-program pengembangan kapasitas, membantu individu untuk mandiri dan berdaya saing. LSM berkontribusi signifikan dalam advokasi kebijakan untuk mewakili kepentingan masyarakat yang tertinggal.

Organisasi Keagamaan

Organisasi keagamaan di Indonesia, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, memiliki jaringan luas dalam memberikan bantuan kemanusiaan. Mereka sering muncul dalam situasi bencana, seperti gempa bumi dan banjir, untuk mendistribusikan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya kepada korban.

Peran mereka tidak terbatas pada bencana alam. Organisasi keagamaan juga aktif dalam program pemulihan pascabencana dan pendidikan. Mereka memberikan pelatihan bagi relawan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya solidaritas sosial serta tanggung jawab atas sesama.

Peran Pemerintah dan Badan Internasional

Pemerintah Indonesia juga berperan dalam memastikan bantuan dan layanan kemanusiaan disalurkan dengan baik. Melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pemerintah menyusun rencana strategis untuk menangani bencana secara efektif.

Badan internasional, seperti UNICEF dan WHO, bekerja sama dengan pemerintah serta organisasi lokal. Mereka memberikan dukungan dana, sumber daya, dan keahlian. Kerja sama ini penting untuk mengoptimalkan respons dan pemulihan pascabencana, serta meningkatkan kapasitas organisasi lokal dalam menanggulangi krisis.

Gerakan Kemanusiaan di Era Orde Baru

Pada era Orde Baru, gerakan kemanusiaan di Indonesia mengalami transformasi signifikan. Kebijakan pemerintah memainkan peran penting dalam membentuk dinamika ini, sedangkan adanya pembatasan dan tantangan terhadap aktivisme kemanusiaan menunjukkan kompleksitas yang dihadapi oleh organisasi-organisasi tersebut.

Kebijakan Pemerintah terhadap Gerakan Kemanusiaan

Pemerintah Orde Baru, di bawah kepemimpinan Soeharto, menerapkan kebijakan yang mengarahkan gerakan kemanusiaan. Mereka mengintegrasikan program-program sosial ke dalam pembangunan ekonomi. Langkah ini bertujuan untuk menciptakan stabilitas sosial dan politik.

Namun, tidak semua program diterima tanpa kritik. Kebijakan yang dibatasi sering kali menempatkan organisasi non-pemerintah di bawah pengawasan ketat. Dalam banyak kasus, perizinan untuk kegiatan kemanusiaan dipersulit, yang berdampak pada pelaksanaan program di lapangan. Hal ini menunjukkan ambivalensi pemerintah terhadap peran aktif masyarakat sipil.

Pembatasan dan Tantangan Aktivisme

Aktivisme kemanusiaan di era ini juga menghadapi berbagai tantangan. Pembatasan kebebasan berserikat dan berpendapat membuat banyak organisasi sulit beroperasi. Ada laporan tentang pengintaian dan intimidasi terhadap aktivis yang dianggap kritis terhadap pemerintah.

Banyak organisasi harus beradaptasi dengan situasi ini, menggunakan pendekatan yang lebih hati-hati. Pendanaan dari donor internasional semakin sulit didapat akibat kebijakan pemerintah yang mengekang. Meski demikian, beberapa inisiatif lokal tetap dapat berkembang dan bertahan, menunjukkan ketahanan di tengah keterbatasan yang ada.

Transformasi Gerakan Kemanusiaan Pasca-Reformasi

Transformasi gerakan kemanusiaan di Indonesia setelah Reformasi menunjukkan pergeseran signifikan dalam pendekatan, partisipasi masyarakat, dan penggunaan teknologi. Hal ini memperkuat peran individu dan kelompok dalam respons terhadap isu-isu sosial.

Liberalisasi dan Dinamika Baru

Pasca-Reformasi, liberalisasi di Indonesia menciptakan ruang bagi berbagai organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan. Banyak lembaga baru bermunculan dengan pendekatan yang lebih beragam dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat lokal.

Kebebasan berekspresi dan berkumpul mempercepat pembentukan komunitas yang dapat bergerak cepat dalam menanggapi bencana alam dan konflik sosial. Partisipasi masyarakat menjadi lebih terbuka, memberikan suara pada pengambilan keputusan.

Organisasi non-pemerintah (NGO) mengalami peningkatan dukungan dari donor internasional yang melihat Indonesia sebagai pusat kegiatan suatu gerakan sosial yang dinamis, yang menuntut akuntabilitas serta transparansi dalam operasional mereka.

Partisipasi Masyarakat dalam Kemanusiaan

Partisipasi masyarakat dalam gerakan kemanusiaan mulai meningkat sejak Reformasi. Masyarakat lebih aktif terlibat dalam kegiatan sosial, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kelompok-kelompok relawan sering terbentuk untuk membantu dalam situasi darurat, seperti bencana alam. Kontribusi ini tidak hanya berbentuk fisik, tetapi juga dalam bentuk dana dan sumber daya lainnya.

Penting untuk mencatat bahwa keterlibatan masyarakat juga diperkuat oleh pendidikan dan kesadaran akan isu-isu kemanusiaan. Aksi kolektif yang dipimpin oleh masyarakat menjadi model alternatif dalam merespons masalah sosial di tingkat lokal.

Teknologi dan Media dalam Advokasi

Teknologi dan media memainkan peran krusial dalam advokasi kemanusiaan pasca-Reformasi. Munculnya internet dan media sosial memungkinkan penyebaran informasi secara cepat dan luas.

Organisasi kemanusiaan menggunakan platform digital untuk meningkatkan kesadaran dan mobilisasi dukungan. Kampanye online sering kali menghasilkan kontribusi yang signifikan dalam penggalangan dana dan penyebaran informasi tentang isu-isu kritis.

Media juga memberikan ruang bagi suara masyarakat yang sebelumnya terpinggirkan. Testimoni dan cerita dari individu terdampak dapat disebarluaskan secara efektif, memicu respon dan keterlibatan dari pihak-pihak terkait.

Isu-Isu Kritis dalam Sejarah Gerakan Kemanusiaan

Sejarah gerakan kemanusiaan di Indonesia mencerminkan berbagai tantangan dan respons terhadap isu-isu kritis. Tiga topik utama yang menonjol adalah bencana alam, konflik sosial, dan hak asasi manusia. Masing-masing isu ini menunjukkan dinamika kompleks dalam mengatasi kebutuhan masyarakat yang terdampak.

Bencana Alam dan Respon Kemanusiaan

Indonesia, yang terletak di Cincin Api Pasifik, sering menghadapi bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi. Bencana-bencana ini memicu aksi kemanusiaan yang cepat dari pemerintah dan organisasi non-pemerintah. Respon efektif sangat penting untuk mengurangi jumlah korban.

Misalnya, setelah gempa bumi di Aceh pada 2004, pemulihan dan bantuan internasional yang datang sangat signifikan. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan rehabilitasi menunjukkan solidaritas yang tinggi. Pengalaman ini membantu membentuk kerangka kerja tanggap darurat di Indonesia.

Konflik Sosial dan Penanganan Korban

Konflik sosial, seperti yang terjadi di Maluku dan Papua, menghadirkan tantangan tersendiri bagi gerakan kemanusiaan. Menangani korban dari konflik ini memerlukan pendekatan sensitif dan inklusif. Keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, LSM, dan masyarakat lokal, sangat krusial.

Usaha untuk menyalurkan bantuan sering kali terhambat oleh ketegangan yang ada. Pendekatan mediasi dan rekonsiliasi menjadi penting untuk memfasilitasi pemulihan. Pemberdayaan masyarakat lokal dalam proses ini membantu menumbuhkan kepercayaan dan ketahanan sosial.

Hak Asasi Manusia

Isu hak asasi manusia juga menjadi bagian integral dalam gerakan kemanusiaan di Indonesia. Pelanggaran hak asasi sering kali terjadi, baik dalam konteks bencana maupun konflik sosial. Keterbukaan dalam laporan dan transparansi sangat diperlukan untuk mendorong perbaikan.

Organisasi kemanusiaan bekerja untuk memastikan perlindungan hak-hak individu dan kelompok yang rentan. Monitoring dan advokasi yang konsisten dapat meningkatkan kesadaran akan isu-isu ini di masyarakat. Gerakan mobilisasi komunitas menjadi kunci dalam memperjuangkan hak asasi manusia di lapangan.

Gerakan Kemanusiaan pada Era Kontemporer

Gerakan kemanusiaan di Indonesia pada era kontemporer mencerminkan respons terhadap tantangan yang beragam, seperti bencana alam dan krisis sosial. Aksi ini melibatkan berbagai pihak dan mendorong partisipasi masyarakat, terutama oleh generasi muda.

Aksi Kemanusiaan dalam Krisis Modern

Aksi kemanusiaan saat ini fokus pada respon cepat terhadap bencana alam, seperti gempa bumi dan banjir. Organisasi seperti Palang Merah Indonesia (PMI) dan berbagai LSM melakukan mobilisasi sumber daya untuk membantu korban.

Mereka menyediakan bantuan makanan, air bersih, dan layanan medis. Selain itu, teknologi informasi memudahkan pengorganisasian bantuan. Kampanye di media sosial juga membantu mengumpulkan donasi dan memperluas jangkauan aksi.

Kolaborasi Lintas Sektor

Kolaborasi antara pemerintah, LSM, dan sektor swasta semakin penting. Inisiatif bersama, seperti program tanggap bencana, melibatkan berbagai stakeholder untuk merespon krisis dengan lebih efisien.

Melalui sinergi ini, sumber daya dapat dimanfaatkan dengan lebih optimal. Misalnya, perusahaan swasta sering menyediakan dukungan logistik, sedangkan LSM mengelola distribusi bantuan di lapangan.

Peran Generasi Muda

Generasi muda memainkan peran krusial dalam gerakan kemanusiaan. Dengan kemahiran teknologi, mereka dapat mengorganisasi kampanye penggalangan dana secara efektif.

Mereka juga terlibat dalam relawan, kedudukan yang sangat penting dalam aksi di daerah terdampak bencana. Aktivisme melalui media sosial membuat suara mereka lebih terdengar, meningkatkan kesadaran akan isu-isu kemanusiaan.

Tantangan dan Prospek Masa Depan Gerakan Kemanusiaan di Indonesia

Gerakan kemanusiaan di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam organisasi maupun faktor eksternal. Meski demikian, terdapat kesempatan untuk berinovasi dan beradaptasi dalam strategi serta perkembangan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas gerakan ini.

Hambatan Internal dan Eksternal

Salah satu hambatan utama adalah kurangnya sumber daya. Organisasi sering kesulitan dalam mendanai kegiatan mereka. Banyak relawan yang tidak memiliki cukup pelatihan untuk menangani situasi krisis. Selain itu, birokrasi yang rumit dapat memperlambat respon terhadap kebutuhan mendesak di lapangan.

Dari sisi eksternal, perubahan iklim menyebabkan bencana alam yang lebih sering dan intens. Ini meningkatkan tuntutan terhadap organisasi kemanusiaan untuk merespons. Stigma sosial dan konflik yang berlangsung juga menghambat akses dan distribusi bantuan.

Inovasi dan Adaptasi Strategi

Untuk mengatasi berbagai hambatan, organisasi kemanusiaan perlu mengadopsi teknologi baru. Penggunaan aplikasi mobile untuk penggalangan dana dan koordinasi relawan menjadi sangat penting. Dengan memanfaatkan media sosial, mereka bisa menyebarkan informasi lebih cepat dan menjangkau lebih banyak orang.

Selain itu, peningkatan kemitraan lokal dapat membantu memperkuat kapasitas dan responsibilitas dalam situasi darurat. Berkolaborasi dengan komunitas lokal juga meningkatkan kepercayaan dan efektivitas di lapangan.

Peluang Perkembangan

Meskipun terdapat tantangan, ada banyak peluang untuk berkembang. Kesadaran masyarakat global terhadap isu kemanusiaan semakin meningkat. Hal ini membuka jalan bagi lebih banyak sponsorship dan dukungan finansial.

Dengan semakin banyaknya generasi muda yang peduli, mereka dapat berpartisipasi dalam program relawan, sehingga memperkuat jaringan dan dukungan bagi gerakan ini. Selain itu, pendidikan dan pelatihan bagi relawan akan meningkatkan kemampuan mereka dalam menangani masalah kemanusiaan secara efektif.

admin

Recent Posts

Program Bantuan Kemanusiaan Untuk Anak-Anak Terlantar: Solusi Kesejahteraan dan Perlindungan

Program bantuan kemanusiaan untuk anak-anak terlantar menjadi salah satu inisiatif yang krusial di tengah tantangan…

3 hours ago

Cara Menjadi Relawan Di Lembaga Kemanusiaan: Panduan Praktis untuk Pemula

Menjadi relawan di lembaga kemanusiaan merupakan cara berarti untuk memberikan kontribusi pada masyarakat. Dengan bergabung…

2 days ago

Dampak Positif Kegiatan Kemanusiaan Bagi Masyarakat Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial

Kegiatan kemanusiaan memainkan peranan penting dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Dampak positif dari kegiatan…

3 days ago

Upaya Kemanusiaan Dalam Mengatasi Kemiskinan: Solusi Berkelanjutan dan Strategi Efektif

Kemiskinan adalah masalah kompleks yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Upaya…

4 days ago

Kisah Inspiratif Tokoh Kemanusiaan Dunia: Pelajaran Dari Pahlawan Kemanusiaan

Kemanusiaan sering kali ditandai oleh individu yang berani mengambil tindakan untuk membantu orang lain. Kisah…

5 days ago

Kerjasama Internasional Dalam Aksi Kemanusiaan Membangun Solidaritas Global untuk Tanggap Bencana

answering-faithfreedom - Kerjasama internasional dalam aksi kemanusiaan merupakan elemen vital dalam menghadapi tantangan global. Dengan…

6 days ago